Kisah pendek dari dua individu, dua karakter, dua latar belakang masa lalu yang pahit, dua impian tentang masa depan…………
Kepada Matahari……
Matahari…
Dimatamu ada sebab
Dan taklukku adalah akibat
Seperti es krim lumer di bibirmu
Seperti bayi pasrah di pelukmu
Di matamu ada candu
Tanpa sinarnya adalah sakauku
Resah mendesah sampai lelah
Tersungkur jatuh bersimbah keluh
Di matamu ada semesta
Memandangnya adalah takjubku
Di dalam diam aku memuja
Beriring waktu mengawal rindu
Matahari. Aku menemukanmu di tengah kebekuan hatiku. Hati yang tersakiti oleh masa lalu yang kelam. Bertahun-tahun airmata mengkristalkan kepahitan dalam sukma. Memupuk keinginan untuk tidak lagi mencinta. Sebab mencinta hanya menyisakan memar-memar mengungu.
Hangatnya pesona yang terpancar dari matamu, tak mampu kutolak. Menembus dinding-dinding beku. Mencairkan selapis demi selapis sekat batu yang menahun terbangun oleh tangis.
Aku tak tahu dari mana datangnya, tapi aku tak bisa menipu diri bahwa kau begitu mudah merobohkan pertahananku. Aku yang telah memvonis hatiku untuk tidak lagi terjatuh pada zat yang namanya cinta. Akhirnya mengalah dan terbius oleh hangatmu.
Hatiku yang dingin menjadi basah, menghangat. Dalam pelukan perhatian yang datang bertubi-tubi tanpa mampu aku menolaknya.
Aku terjatuh lagi dalam cintamu…. Matahariku…
*********
Kepada Bintang…..
Bintang……
Di senyummu ada damai
Tersihirku dalam pesona
Waktu yang beredar seakan berhenti
Demi sebuah damai di bibirmu
Di senyummu ada kasih
Tertawan aku dalam pikat
Semesta pun rela tergadai
Demi seladang kasih dari hatimu
Di senyummu ada cinta
Terpenjara aku dalam langkah
Tiada yang semegah dirimu
Tak terganti walau dunia menenggelamkanku
Bintang, kau tak sengaja aku lihat dalam kesesatanku di malam gelap. Cahayamu yang tenang mendamaikan hatiku yang penuh kemarahan terhadap masa lalu.
Aku berani bermimpi lagi ketika cahayamu mengecup tidurku. Segala keangkuhan dan pertahanan yang aku kumpulkan setelah kegagalanku menjadi lunak oleh senyumanmu.
Seketika aku menjadi melankolis di tengah kekerasan hati yang terbentuk oleh sakitnya penghianatan masa lalu. Kau begitu lembut menyentuh hatiku.
Aku tertantang untuk menjadi sosok yang bisa kau sandari saat lelah melewati hari, dan aku pun ingin melabuhkan lelahku dalam pelukan malammu.
Kau begitu nyata menawarkan rasa nyaman ketika aku letih berlari memutari waktu. Hanya dengan sejenak menikmati senyummu aku sudah terobati dari keletihan itu.
Bintang, aku ingin memiliki senyummanmu untuk kubawa disetiap detik ingatanku. Menikahlah denganku.
*****************
Penajam, 19 Mei 2011……… Lagi dan lagi mencuri sedikit dari kenangan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar