Serpihan Hati....

Apa yang kubisa, hanyalah mencuri jejak-jejak kenangan...
Apa yang hatiku miliki adalah serpihan-serpihan dari masa lalu...

Selasa, 21 Juni 2011

Bagaimana bila aku bukan Perawan?

“Aku sayang kamu” begitu katamu. Manis, semanis coklat yang kau selipkan di bibirku. Kita duduk berselonjor menghadap birunya laut, memandangi langit yang menjingga diatas nadir. Menanti petang habis perlahan.

Ini petang yang kesekian kalinya kita habiskan bersama, memainkan kata. Membisikkan getar-getar berdebar diantara helaan nafas yang kita buat seakan lepas namun tetap terasa kita sama menyimpan debar yang hebat ketika mata elangmu bertemu sinar malu di wajahku.

“Aku sayang kamu” katamu sekali lagi, tanganmu lihai membenahi anak-anak rambutku yang dikacaukan angin.

“Aku juga sayang kamu” bisikku lirih. Sama seperti petang kemarin, sepertinya kita hanya fasih mengucap kalimat yang sama. Seolah lisan hanya tercipta untuk konfigurasi kata itu-itu saja.

Petang kian pekat. Turun perlahan mengantar matahari yang lelah seharian mengedar bumi. Jingga pun meng-ungu, bias-bias lembayung berbayang di matamu. Kembali mengirim debaran yang hebat, menelikung di semesta hatiku.

“Sayang, bagaimana kamu memandang cinta?” ucapku melawan debar yang kian liar.

“Cinta, itu suci”

“Lantas bagaimana kamu mengkadarkan kesucian itu?”

Hanya senyum yang ada di wajahmu. Menjawab tanyaku yang menjadi gantung di benak. Pandanganku belum ingin lepas dari wajahmu, mencoba meraba-raba jawab disana.

“Bagaimana bila aku bukan perawan?” tanyaku lagi.

Ada yang berubah di sana kulihat. Senyum itu menjadi hambar dan perlahan pudar. Dan akhirnya kutemukan jawaban di sana. Suci seperti apa yang kau takar di diriku. Di hatiku.

“Aku sayang kamu” bisikku sekali lagi sebelum benar-benar beranjak berlalu dari petang yang juga habis untuk kita. Sebab esok tiada “kita” lagi.

Sekali aku mencinta
Tak kubiarkan jadi benci
Tergerak hatiku berkata
Cinta datang karna dirinya
Setelah lama berdua
Mengapa baru kini jujur
Tentang cinta yang kau inginkan
Dan kau menuntut kesucian
Bagaimana bila aku
Bukan perawan seperti yang engkau mau
Mungkin saja dulu ku pernah ternoda
Apa bedanya bila aku mencinta
Bisakah bila kau hapus
Sempitnya pikiranmu tentang akhir cinta
Seandainya dulu kau berlumur dosa
Sekali ku cinta tetap cinta
@Helena “sekali cinta tetap cinta”